PARIMO, Kompas Sulawesi– Wakil Bupati Parigi Moutong (Parimo) didampingi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Idran ST, M.Si memantau langsung 199 kepala keluarga (KK) yang terendam banjir akibat luapan air sungai di Dusun IV Desa Olaya, Kecamatan Parigi, Kamis pukul 21,00 Wita.
Selain itu juga, Badrun Nggai mengunjungi puluhan rumah yang ada di jalur Trans Sulawesi, persis didekat bantaran sungai Olaya.
“rencananya saya melihat kondisi di Desa Kayuboko dan Air Panas yang juga terdampak langsung karena berada di hulu sungai, tapi karena kondisinya gelap, sehingga saya langsung menuju ke Dusun IV Desa Olaya,” ungkap Badrun, kepada sejumlah wartawan, Kamis (19/05/2022) malam.
Setelah melihat langsung kondisi lokasi banjir, Ia menyebut, sungai meluap akibat endapan material pasir yang mengakibatkan pendangkalan. Dan rencananya, hasil peninjauannya akan dibahas bersama Dinas terkait yakni PUPRP dan BPBD untuk memutuskan langkah penanganan pasca banjir.
“Kalau saya lihat, saliran air yang dibangun dipemukiman warga ini tidak maksimal, makanya ini yang akan kita bahas. Terus juga terkait rencana normalisasi sungai, agar tidak lagi terjadi banjir,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Parimo, melalui Kepala Bidang (Kabid) kedaruratan dan logistik, Amiruddin yang dikonfirmasi di lokasi banjir mengatakan, pihaknya telah melakukan upaya evakuasi terhadap beberapa orang lansia termasuk bayi dan balita.
” Ada tiga desa yang terendam banjir, satu diantaranya masih terisolasi, yaitu desa air panas Kecamatan Parigi Barat,”ungkapnya.
Ia mengaku, pagi ini pihaknya akan langsung menuju lokasi Desa Air Panas untuk meninjau dan melakukan assessment kembali.
Untuk sementara pihaknya terfokus di Desa Olaya perumahan nelayan karena menjadi lokasi buangan air.
“Banjir beberapa hari yang lalu hanya merendam 11 rumah, saat ini ada sekitar 60 rumah warga yang terendam,”ucapnya.
Menurutnya, meski saat ini air sudah mulai surut, warga sekitar perumahan nelayan Desa Olaya mengaku khawatir akan air laut pasang yang biasanya berlangsung pukul dua malam.
“Karena jika air pasang bertemu dengan luapan air sungai, maka banjir akan meluas ,” ujar Amirudin.
Untuk itu, ia meminta masyarakat tetap waspada, sebab kondisi cuaca yang bisa berubah kapan saja.
Laporan : Ahmad