JAKARTA, Kompas Sulawesi – Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat jumlah penduduk miskin pada Maret 2022 sebanyak 26,16 juta orang.
Persentase penduduk miskin terbanyak di pulau Jawa yaitu 52,96 persen.
“Total penduduk miskin di Jawa yang tercatat sebanyak 13,85. Angka tersebut turun 9,61 persen terhadap September 2021,” ujar Kepala BPS, Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual pada Jumat (15/07/2022).
Margo menjelaskan angka tersebut berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang berlangsung pada Maret dan September setiap tahunnya.
Menurutnya, secara persentase penduduk miskin di seluruh wilayah mengalami penurunan. Ia mengklaim pemulihan ekonomi yang terjadi pada kuartal satu 2022 berpengaruh terhadap penurunan jumlah penduduk miskin.
“Seluruh pulau mengalami penurunan persentase kemiskinan,” kata dia.
Setelah Jawa, jumlah penduduk miskin kedua terbanyak berada di Sumatera. Jumlahnya mencapai 5,74 juta orang atau sebanyak 21,93 persen. Angka ini juga turun sebanyak 9,49 persen.
Lalu jumlah penduduk miskin ketiga terbanyak berasal dari pulau Bali dan Nusa Tenggara yaitu 2,07 juta jiwa atau sebesar 7,91 persen.
Adapun di Sulawesi, jumlah penduduk miskin mencapai 2,01 jiwa atau sebanyak 7,69 persen. Jumlah tersebut naik 10,02 persen. Sementara di Maluku dan Papua, jumlah penduduk miskin mencapai 1,51 juta orang atau 5,78 persen. Jumlah penduduk miskin di Maluku dan Papua turun sebanyak 19,89 persen.
Sementara itu, penduduk miskin dengan jumlah paling sedikit adalah di Kalimantan yaitu 0,92 juta orang. Persentase penduduk miskin di Kalimantan adalah 3,73 persen atau turun sebanyak 5,82 persen.
Ia menuturkan penurunan jumlah penduduk miskin terjadi di perkotaan maupun pedesaan. Pada Maret 2021, tercatat 7,50 persen dari seluruh penduduk Indonesia merupakan penduduk miskin di perkotaan. Sedangkan di pedesaan, persentase jumlah penduduk miskin mencapai 12,29 persen. Menurut Margo, disparitas kemiskinan di perkotaan dan pedesaan masih tinggi.
Menurutnya, kecepatan penurunan kemiskinan di pedesaan lebih cepat dibandingkan di perkotaan.
“Tingkat kemiskinan di pedesaan sudah kembali ke level sebelum pandemi, sedangkan di perkotaan masih lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi,” tutur Margo.
Sumber Artikel : Tempo.co