PARIMO, Kompas Sulawesi – Kepala Bidang Penataan dan Penaatan Lingkungan Hidup (PPLH), pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah, Muhammad Idrus mengatakan, untuk penilaian Adipura tahun ini 70 persen administrasi dan 30 sisanya adalah soal kebersihan.
Hal ini diungkapkannya saat ditemui media ini diruang kerjanya baru-baru ini.
Kemudian Idrus menambahkan, penilaian Adipura untuk tahun sebelumnya agak sedikit berbeda dengan sekarang, dan satgas pun sudah terbentuk yang dikoordinir langsung oleh kepala Inspektorat.
“Tetap soal kebersihan akan menjadi skala prioritas khususnya untuk wilayah perkotaan, sambil melakukan pembenahan administrasi, dan ketua satgas kami saat ini adalah kepala Inspektorat,” ungkapnya.
Selanjutnya kata dia, untuk mengantisipasi sampah rumah tangga, pihaknya berencana akan bergandengan tangan dengan Kelurahan, Camat dan Desa.
“Untuk mengantisipasi sampah rumahan, makanya kami sekarang ada yang namanya bank sampah, jadi sampah menjadi duit kami pisahkan, kemudian sampah yang bisa dibuat kompos juga dipisahkan,” tuturnya.
Idrus menyebutkan pula, untuk diwilayah kota pihaknya baru memiliki dua titik bank sampah.
“Bank sampah kami saat ini baru ada dikantor satu, kemudian di Kelurahan Masigi, itu lengkap dengan pengelolaan pupuk komposnya,” sebutnya.
Olehnya kata Idrus, laporan Sistem Informasi Persampahan Nasional (SIPSN), hal ini merupakan salah satu bagian yang terpenting dalam penilaian Adipura.
Selain itu kata dia, kedepan pihaknya akan mencoba pula menggagas program, bagaimana sampah bisa melunasi pajak bumi dan bangunan bagi masyarakat.
“Saya ada satu teori baru yang akan coba dituangkan dalam sebuah program, bagaimana sampah itu bisa menjadi uang dan dapat melunasi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) warga,” pungkasnya.
Laporan : Abdul Main